Ma'had Isy Karima
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Cinta Karena Allah

Go down

Cinta Karena Allah Empty Cinta Karena Allah

Post  Admin Thu Jul 23, 2009 11:00 pm

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, pak Suyatno, 58 tahun, kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit. Istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak. Di sinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan, dan itu terjadi selama 2 tahun.

Menginjak tahun ketiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang (tidak bisa menanggapi), pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, keempat anak suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya (karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing).

Dan pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata, "Pak kami ingin sekali merawat ibu. Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu."

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya, "Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu bergantian."

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka, "Anak-anakku, jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah. Tapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian disampingku, itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian."

Sejenak kerongkongannya tercekat. “Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satu pun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?”

Sejenak meledaklah tangis anakanak pak Suyatno. Mereka pun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi narasumber acara Islami selepas Shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak Suyatno.

“Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat istri yg sudah tidak bisa apa-apa?”

Disaat itulah meledak tangis beliau. Dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru. Disitulah pak Suyatno bercerita.

“Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah maka semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya. Sewaktu dia sehat dia pun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya, bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah. Dan itu merupakan ujian bagi saya. Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya, apalagi dia sakit. Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya curhat kepada Allah diatas sajadah. Dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk mendengar rahasia saya.”

Admin
Admin

Jumlah posting : 33
Join date : 12.06.09

https://isykarima.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik